Senin, 09 Mei 2011

Perekonomian Indonesia 2008 Akan Melambat

Jakarta ( Berita ) : Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat dalam dua tahun ke depan, setelah mengalami pertumbuhan tertinggi sejak krisis keuangan Asia pada tahun 1997.

ADB dalam laporan tahunan utamanya yang termuat dalam “Asian Development Outlook (ADO) 2008″ yang dikeluarkan di Jakarta, Rabu [02/04] , memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 6 persen pada 2008 dan kemudian meningkat menjadi 6,2 persen pada 2009, dari angka pertumbuhan 6,3 persen pada 2007.

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terutama akan didorong konsumsi rumah tangga, dibantu oleh dampak dari penurunan suku bunga. Investasi swasta juga kemungkinan akan meningkat sebagai respon atas menurunnya tingkat suku bunga dan membaiknya iklim investasi, menurut ADB.

Namun peningkatan ini kemungkinan sebagian akan tertutup oleh pelemahan pada net ekspor. Pada saat yang bersamaan, kata ADB, pertumbuhan investasi sektor publik serta belanja pembangunan yang sangat dibutuhkan kemungkinan akan tetap terbatas karena meningkatnya pengeluaran untuk subsidi.

ADB juga memperkirakan inflasi kemungkinan akan meningkat menjadi 6,8 persen pada 2008 dari angka 6,4 persen pada 2007 karena meningkatnya permintaan dalam negeri dan tingginya harga bahan pangan di tingkat global.

Menurut lembaga keuangan itu, angka inflasi akan turun menjadi 6,5 persen pada tahun 2009 karena turunnya harga pangan dunia.

Pertumbuhan ekspor diperkirakan akan lebih lambat pada 2008-2009 karena melemahnya permintaan global dan sedikit menurunnya harga komoditi internasional.

Meski sekitar 50 persen dari ekspor non minyak dan gas Indonesia ditujukan untuk pasar Asia di luar Jepang, menurut ADB, penurunan ekonomi di berbagai negara industri utama juga secara tidak langsung akan merugikan ekspor karena sebagian besar terdiri dari produk-produk antara untuk menjadi produk akhir yang nantinya akan diekspor ke pasar di negara-negara industri.

Di sisi lain, pertumbuhan impor diperkirakan akan tetap tinggi karena meningkatnya permintaan dalam negeri.

Berbagai perkembangan dalam bidang perdagangan ini kemungkinan akan berbarengan dengan meningkatnya defisit dalam neraca penerimaan dan jasa.

Sebagai akibatnya, surplus neraca berjalan akan turun menjadi 1,9 persen pada 2008 dan 1,6 persen pada 2009.

ADO mencatat bahwa pemerintah tetap berkomitmen terhadap pelaksanaan agenda reformasi yang ditujukan untuk memperbaiki iklim investasi dan penyampaian pelayanan publik.

Meski dunia usaha masih menghadapi lingkungan perundangan dan peraturan yang sulit, pada 2007 DPR telah mengesahkan Undang-Undang Investasi dan Administrasi Pajak yang telah lama ditunggu.

Pemerintah juga telah melakukan banyak langkah untuk mengurangi biaya untuk melakukan kegiatan usaha di Indonesia. Pemerintah juga meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat pada 2007 untuk memperbaiki tata kelola dan penyampaian layanan di daerah pada tingkat kecamatan dan desa.

Menurut ADB, tantangan dalam jangka yang lebih panjang adalah memperbaiki lingkungan untuk penciptaan lapangan kerja untuk mengurangi kerentanan banyak warga Indonesia yang hidup di sekitar garis kemiskinan.

ADB sendiri bertekad untuk mengurangi kemiskinan di kawasan Asia dan Pasifik melalui pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan yang memihak kepada kaum miskin, pembangunan sosial dan tata kelola yang baik.

ADB didirikan pada tahun 1966 dan dimiliki oleh 67 negara anggota dimana 48 di antaranya ada di kawasan Asia. Pada 2007, ADB menyetujui pinjaman sebesar 10,1 miliar dolar AS, 673 juta dolar AS proyek hibah dan bantuan teknis sebesar 243 juta dolar AS. ( ant )


sumber: http://beritasore.com/2008/04/02/perekonomian-indonesia-2008-akan-melambat/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar