Senin, 31 Desember 2012
Jadi Tentara di Dua Negara Berbeda
Hal yang tidak disangka-sangka bisa saja terjadi, kalau memang Tuhan berkehendak kepada makhluk ciptaan-Nya, terpisahnya negara Timor Leste (dulu propinsi Timor-Timor) dari Indonesia, dulunya memang menyebabkan terpisahnya beberapa keluarga karena situasi politik dan keamanan, sehingga ada yang mengungsi dan akhirnya menjadi Warga Indonesia.
Situasi konflik dan sejarah masa lalu tentang negara baru Timor Leste ini, tentunya ada cerita menarik dilihat sisi kemanusiaan, situasi perang dan konflik masa lalu dengan segala cerita yang terjadi, tidaklah membuat dua kakak beradik Major Joau Dacosta Esteves (Wakasad Timor Leste) dan Sersan Kepala Giel Esteves (Ba Oramil 1 Jas Kopassus) yang sudah hampir 10 tahun terpisah tidak bisa bersua kembali.
Kunjungan Wakil Panglima Angkatan Bersenjata Timor leste ( Vice-Chief of Defence Force of Falintil-FDLT) Brigjen Filameno da Paixao de Jesus untuk bertemu dengan beberapa pejabat militer Indonesia yang menyertakan Major Joau Dacosta Esteves dalam rombongan akhirnya ia bisa bertemu dengan kakak kandungnya Sersan Kepala Giel Esteves yang berdinas di Kopassus.
Pertemuan dua kakak berardik itu terjadi ketika Wakil Panglima Timor Leste melakukankan kunjungan ke Markas Kopassus di Cijantung (27/9), senang, haru dan bercampur gembira tentu mereka rasakan berdua, setelah sekian lama tidak bertemu, kakak beradik ini saling melempar senyum dan berpelukan. Joau Dacosta mangatakan bahwa ia sangat senang dan tidak lupa selalu memuji Tuhan, karena memberikan panjang umur antara saya dengan kakak, sehingga dalam waktu 10 tahun kami bisa bertemu kembali di Indonesia. “Tidak ada pirasat atau mimpi sebelumnya akan bertemu kakak di sini”, Ungkap Joau Dacosta.
Joau Dacosta juga berharap nanti sekembalinya dari sini saya akan menceritakan pertemuan ini kepada keluarga besar saya di Timor Leste kalau suatu saat nanti keluarga besar kita bisa berkunjung kesini untuk bertemu dengan kakak di Indonesia.
(Sumber berita dikutip dari : www.tniad.mil.id)
Sumber : http://cerita.biz/jadi-tentara-di-dua-negara-berbeda/
Cindelaras
Raden Putra adalah raja Kerajaan Jenggala. Ia didampingi seorang permaisuri yang baik hati dan seorang selir yang cantik jelita. Tetapi, selir Raja Raden Putra memiliki sifat iri dan dengki terhadap sang permaisuri. Ia merencanakan suatu yang buruk kepada permaisuri. “Seharusnya, akulah yang menjadi permaisuri. Aku harus mencari akal untuk menyingkirkan permaisuri,” pikirnya.
Selir baginda, berkomplot dengan seorang tabib istana. Ia berpura-pura sakit parah. Tabib istana segera dipanggil. Sang tabib mengatakan bahwa ada seseorang yang telah menaruh racun dalam minuman tuan putri. “Orang itu tak lain adalah permaisuri Baginda sendiri,” kata sang tabib. Baginda menjadi murka mendengar penjelasan tabib istana. Ia segera memerintahkan patihnya untuk membuang permaisuri ke hutan.
Catatan Kaki dan Kutipan
Catatan Kaki
Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/ bibliografi.
Fungsi catatan kaki
a. Pemenuhan kode etik yang berlaku, sebagai penghargaan terhadap orang lain
b. pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum di dalam teks atau sebagai petunjuk sumber.
c. tempat memperluas pembahasan yang diperlukan tetapi tidak relevan jika dimasukkan di dalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula.
d. referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan.
e tempat menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang lain.
Langkah penulisan catatan kaki
• Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
Langganan:
Postingan (Atom)